Blogger Template by Blogcrowds

KOSMETIK saat HAMIL



Kosmetik saat Hamil

by: dhatulumm


Adanya perubahan kadar hormon tubuh, seperti androgen dan Melanocyte Stimulating Hormone(MSH) saat kehamilan, membuat kulit ibu tampak lebih berminyak, berjerawat dan lebih gelap. Namun tidak semua ibu mengalaminya. Semua tergantung jenis kulit, kondisi hormonal dan faktor bawaan.

Efek kosmetik atau perawatan kecantikan terhadap janin belum diteliti. Namun secara etis, dokter spesialis kulit tak akan memberi obat oral pada usia kehamilan di bawah 16 minggu, periode kritis saat terjadi pembelahan sel yang sangat cepat. Ganguan apapun akan berisiko buruk terhadap organ janin. Untuk tampil tetap cantik, lakukan perawatan asalkan tetap menomorsatukan kesehatan Anda dan janin.

Kosmetik terbagi menjadi dua, yang pertama adalah kosmetik dekoratif atau biasa kita kenal dengan make up, seperti bedak, perona bibir, perona pipi, dan lain-lain. Kemudian berikutnya adalah kosmetik skin care, seperti susu pembersih, sabun wajah, penyegar, pelembab, dan tabir surya. Pada kosmetik, walaupun hanya dioleskan di permukaan kulit, seringkali diberikan zat aktif yang dapat masuk ke dalam kulit dan sedikit banyak beredar ke pembuluh darah. Bahan aktif inilah yang harus kita perhatikan, karena beberapa zat aktif tersebut dapat mempengaruhi janin.

Sejauh ini peredaran kosmetik di Indonesia diawasi oleh badan POM (Pengawasan Obat dan Makanan), atau FDA (Food and Drug Administration) di U.S, dan badan pengawas lain yang berbeda setiap negara. Setiap kosmetik yang terdaftar dalam badan pengawas tersebut relatif aman digunakan oleh ibu hamil. Kecuali apabila terdapat perusahaan kosmetik yang “nakal”, artinya kandungan yang didaftarkan ke badan pengawas tidak sesuai dengan kandungan yang beredar di pasaran. Jadi kita harus jeli melihat kandungan bahan aktif yang terdapat di setiap kosmetik.

Banyak ahli kesehatan meyakini bahwa bayi yang menderita alergi, kanker kulit, autisme, dan cerebral palsy antara lain disebabkan oleh paparan zat-zat kimia yang salah satunya bersumber dari kosmetika, seperti timah hitam, alumunium, metilmerkuri, dan alkohol. Meski keyakinan ini masih berdasarkan dugaan dan belum sampai pada kesimpulan. Namun apa salahnya jika ibu mewaspadai penggunaan kosmetika selama hamil. Penting untuk dipahami, meski kosmetika tersebut hanya digunakan di bagian luar tubuh, tapi sedikit banyak akan ada yang diserap ke dalam tubuh.


Bagimana proses gangguan zat kimia tersebut terjadi?

Saat ibu menggunakan kosmetik, bahan kimia yang terkandung di dalamnya kemudian terserap ke dalam kulit melalui pori-pori hingga mencapai aliran darah. Darah ibu yang sudah tercemar bahan kimia akhirnya sampai ke janin karena darah itulah yang menyuplai oksigen dan nutrisi pada janin. Gangguan yang paling sering terjadi adalah gangguan pertumbuhan sel-sel saraf janin. Sel saraf merupakan bagian yang paling sensitif dan paling mudah terganggu oleh paparan zat kimia.

Apa yang terjadi saat janin terpapar oleh zat kimia kosmetik tersebut?

ü Pertumbuhan sel saraf terganggu, mengakibatkan cacat bawaan, seperti jari dempet, kembar siam, bibir sumbing, dan lain-lain.

ü Bila yang terpapar adalah sel untuk paru-paru, bisa saja nantinya paru-paru anak tidak tumbuh sempurna.

ü Bila yang terpapar adalah sel yang akan membentuk kulit, mungkin saja nantinya anak menderita alergi.

Hiperpigmentasi (Melasma / Chloasma)

Merupakan pencoklatan kulit, biasa timbul pada wajah dan leher sebagian besar ibu hamil akibat hormon estrogen yang fluktuatif, kemudian pencoklatan diperberat oleh paparan sinar matahari. Keadaan ini akan spontan hilang setelah melahirkan.

Yang dihindari :

Mercury merupakan produk pemutih yang harus dihindari bahkan saat tidak hamil sekalipun, karena menyebabkan kerusakan syaraf permanen dan gangguan perkembangan janin. Walaupun peredaran mercury telah dilarang, tapi sebaiknya kita waspada dengan kosmetik yang tidak terdaftar badan pengawas dan tidak jelas produsennya.

Soy biasa terdapat pada produk pelembab dan sabun. Soy atau kedelai merupakan fitoesterogen yang dapat memperberat efek hitam pada ibu hamil

PABA merupakan singkatan dari Para Amino Benzoic Acid yang terdapat pada beberapa sunblock, bahan ini dapat menyerap sinar ultraviolet sehingga meyebabkan pencoklatan kulit. PABA sangat disukai oleh orang yang ingin mendapatkan efek tanning dari sinar matahari.

Benzophenone-3 (Oxybenzone) juga terdapat pada beberapa sunblock dan memiliki aktivitas seperti hormon estrogen, sehingga dapat menyebabkan ketidak seimbangan hormon.

Hydroquinone merupakan bahan pemutih yang sebaiknya dihindari, karena mengingat pencoklatan yang timbul pada ibu hamil bersifat sementara (akan spontan hilang setelah melahirkan).Selain itu hydroquinone memiliki efek samping kemerahan hingga bercak hitam.

Yang dapat digunakan :

Titanium dioxide / Zinc oxide merupakan bahan aktif pada beberapa sunblock yang berfungsi memantulkan sinar. Pemakaian sunblock (tabir surya) sebaiknya selalu dilakukan terutama bagi kita yang tinggal di daerah tropis, di mana sinar matahari menyinari tegak lurus ke arah kita. Pemakaian tabir surya secara rutin membantu mencegah timbulnya pencoklatan kulit.

Licorice Extract memiliki bahan aktif untuk mencerahkan kulit dengan mengahambat produksi pigmen melanin, yaitu pigmen yang menyebabkan pencoklatan kulit. Licorice extract aman digunakan pada ibu hamil

Serum vitamin C merupakan antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Radikal bebas salah satunya didapat dari paparan sinar matahari yang membuat kulit menjadi kusam.

AHA (Glycolic Acid, Lactic Acid) dapat berfungsi sebagai pencerah kulit, dan dalam konsentrasi rendah berfungsi sebagai pelembab.

Jerawat (Acne)

Banyak ibu hamil yang mengalami masalah jerawat pada trimester akhir karena perubahan hormon estrogen. Pemberian salep antibiotik topikal yang aman dapat dipertimbangkan. Sebaiknya untuk pemberian antibiotik, konsulkan dengan dokter anda. Mengingat timbulnya jerawat pada ibu hamil merupakan maslah hormonal, maka pengobatan yang paling baik adalah keseimbangan diet, seperti perbanyak konsumsi air putih, buah dan sayur, dan tidak kalah pentingnya pengendalian stress.

Yang dihindari :

Salicylic Acid (BHA) biasanya terdapat dalam produk anti jerawat, dapat berupa krim bahkan sabun. Walaupun pemakaian dalam konsentrasi kurang dari 2% dikategorikan aman, tapi sebaiknya pilihlah obat jerawat yang benar-benar kategori aman untuk ibu hamil.

Retinoid merupakan turunan dari vitamin A yang fungsinya untuk mempercepat pergantian (regenerasi) sel. Penggunaan retinoid dapat menyebabkan cacat pada janin.

Benzoil Peroxyde dapat diserap melalui kulit sekitar 5% pada pemberian topikal (oles). Belum ada penelitian tentang cacat janin pada penggunaan benzoil peroxyde pada manusia, sehingga risiko belum diketahui.

Yang dapat digunakan :

Sulfur sejauh ini dalam pemberiannya pada kulit yang berjerawat tidak menunjukkan adanya efek terhadap janin.

Resorcinol sebenarnya dapat diserap oleh kulit, tetapi sejauh ini tidak dilaporkan adanya defek pada janin pada ibu hamil yang menggunakan resorcinol.

Kulit kering (Xerosis)

Kurangnya intake cairan pada ibu hamil dapat menyebabkan kulit menjadi kering dan sering menimbulkan rasa gatal,terutama di daerah perut. Peregangan kulit pada perut dapat menyebabkan stretchmark. Stretchmark terjadi akibat robeknya lapisan kulit bagian bawah yang tidak elastis akibat pembesaran perut. Hal ini dapat dicegah dengan pemberian pelembab sehingga elastisitas kulit terjaga. Banyak anti-Stretchmark untuk ibu hamil yang dijual di pasaran. Tetapi sebenarnya semua pelembab dengan kandungan moisturizer tinggi dapat digunakan untuk membantu mencegah timbulnya stretchmark. Pada umumnya setiap pelembab yang beredar di pasaran dan terdaftar badan pengawas aman untuk digunakanoleh ibu hamil.

APA YANG HARUS DIPERHATIKAN

Kehamilan bukanlah halangan untuk tetap bisa tampil cantik. Meski tak dilarang untuk menggunakan kosmetik di saat hamil, namun sebaiknya Anda lebih berhati-hati memilih kosmetik saat hamil. Karena salah-salah pilih kosmetik justru akan berbahaya untuk kehamilan Anda.

Menurut Tristen Markey, analis senior di Environmental Working Group (EWG), sebuah organisasi advokasi dan penelitian di Amerika yang bergerak di bidang lingkungan dan bahan kimia berbahaya, ada beberapa kandungan bahan kimia dalam kosmetik dan produk kecantikan yang harus dihindari ketika sedang hamil.

1. Ftalat.

Ftalat atau Phthalates merupakan salah satu senyawa yang digunakan dalam pembuatan wewangian, kosmetik, sampai losion. Padahal senyawa ini merupakan senyawa yang digunakan dalam pengolahan plastik.

Pada dosis tinggi, beberapa peneliti mengungkapkan bahwa senyawa ini akan berpengaruh pada masalah reproduksi. Penelitian yang dilakukan oleh para ahli dari National Toxicology Program menyimpulkan bahwa pada kadar minim, kandungan ftalat ester ini tidak akan terlihat dan cenderung diabaikan dalam banyak kasus. Namun karena risiko yang belum sepenuhnya dipahami, maka sebaiknya ibu hamil menghindari bahan kimia ini.

Seperti kebanyakan dari senyawa turunan ester lainnya, dalam beberapa produk kecantikan ftalat tidak akan ditulis dalam label kemasan. Namun, ini bisa dideteksi dari aromanya. Sebagian besar produk yang mengandung bahan ini biasanya memiliki aroma yang wangi. Sebagai gantinya lebih baik pilih produk yang tidak beraroma apapun.

2. Perawatan rambut.

Berbagai perawatan rambut yang dilakukan seperti pengeritingan, pengecatan rambut, rebonding, dan lainnya yang menggunakan bahan kimia akan berbahaya bagi janin. Bahan kimia ini akan meresap masuk ke dalam kulit kepala dan aliran darah. Hal ini kemungkinan besar akan berbahaya bagi janin dan bisa membuat janin lahir cacat. Tristan mencatat bahwa penggunaan pewarna rambut sendiri telah dikaitkan dengan timbulnya kanker dan iritasi kulit kepala.

Jika ingin mewarnai rambut, sebaiknya gunakan cat rambut yang berbahan tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan alami.

3. Retinoid.

Retinoid merupakan senyawa vitamin A derivatif yang banyak digunakan dalam obat jerawat dan krim antiaging. Penggunaan obat ini telah dikaitkan dengan terjadinya bayi lahir cacat sehingga sebaiknya produk yang mengandung retinoid ini tidak digunakan terutama bagi ibu dalam masa kehamilan trimester pertama. Dosis tinggi vitamin A telah terbukti dapat mengganggu perkembangan bayi.

4. Asam salisilat.

Seperti retinoid, asam salisilat dalam dosis tinggi bisa menimbulkan cacat lahir pada bayi. Biasanya kandungan senyawa ini banyak terkandung dalam pembersih kulit, losion, untuk mengobati jerawat, dan mencegah antipenuaan. Namun sejumlah kecil kandungan kimia ini masih dianggap aman. komplikasi pada kehamilan muncul pada wanita yang meminum aspirin, dan karena asam salisilat merupakan bagian dari keluarga aspirin maka ini sebaiknya dihindari. Selain dikenal dengan nama Asam salisilat (SA), senyawa ini dikenal juga dengan nama asam beta hydroxyl atau BHA.

5. Tabir surya.

Ada dua macam tabir surya yang terdapat di pasaran, yaitu dengan perlindungan kimia dan perlindungan fisik. Meskipun senyawa kimia yang terkandung dalam tabir surya seperti oksibenzon, dan avobenzone ini tidak langsung berefek negatif pada kulit dan beracun, namun bahan kimia ini bisa diserap oleh kulit dan bisa berpengaruh pada janin.

6. Parabéns

Ini adalah bahan pengawet yang sangat umum digunakan dalam banyak produk perawatan kulit. Penelitian klinis mulai menunjukkan adanya hubungan bahan ini dengan efek buruk pada sistem reproduksi bayi laki-laki.

7. Benzoil peroksida

Benzoil peroksida yang ditemukan dalam banyak produk yang digunakan untuk mengobati jerawat memiliki kategori C yang bermakna bahwa:

Kalau studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenic atau embryocidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita, atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat-obatan harus diberikan hanya jika manfaat potensial membenarkan potensi risiko pada janin.

8. Accutane

Ini pengobatan oral untuk jerawat sebaiknya tidak digunakan sama sekali selama kehamilan. Sebab berisiko janin cacat lahir yang serius dan kemungkinan kehilangan janin.

9. Hidrokortison

Krim topikal ini digunakan untuk mengobati jerawat diyakini berisiko mengakibatkan cacat lahir dan janin keracunan.

10. 1,4 Dioksana

Ini bukan bahan yang tercantum pada setiap produk perawatan kulit karena merupakan bahan sintetis lain berbasis minyak bumi. Telah ditemukan menyebabkan kanker dan sedikit yang diketahui apakah itu berefek buruk pada janin yang sedang berkembang.

11. Rhodamin

Zat pewarna make up yang dilarang salah satunya adalah Rhodamin yang menghasilkan warna merah mencolok. Rhodamin merupakan zat pewarna tekstil yang dapat menyebabkan kanker kulit hingga kecacatan pada janin yang dikandung ibu.


TIPS

Berikut kiat memakai kosmetik saat hamil:

1. Konsultasikan kosmetik yang sedang atau akan Anda gunakan ke dokter spesialis kulit dan dokter spesialis kandungan.

2. Jika kulit wajah terlalu berminyak, gunakan bedak tabur. Sebaiknya jika kering, gunakan bedak padat.

3. Sedapat mungkin gunakan kosmetik berbahan dasar air atau alami, bahan dasar kosmetika seperti metilmerkuri, timah hitam atau aluminium akan terserap oleh pori-pori, masuk ke aliran darah dan bisa meracuni janin.

4. Mengenakan kosmetika dekoratif pun arus hati-hati. Pilih yang terdaftar di Depkes/Badan POM. Jika ada reaksi tertentu, segera ke dokter.

5. Cari perusahaan dan produk Anda dapat percaya. Menggunakan produk yang telah disertifikasi pihak ketiga seperti bersertifikat organik atau BDIH bersertifikat untuk memastikan Anda menggunakan yang paling aman.

SUMBER :

http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Tips/kiat.memakai.kosmetik.saat.hamil/001/005/262/1/memakai+kosmetik/4

http://female.kompas.com/read/2011/12/17/12470650/Hindari.Kosmetik.Ini.Saat.Hamil

http://kosmo.vivanews.com/news/read/134543-waspadai_penggunaan_kosmetik_saat_hamil

http://www.conectique.com/tips_solution/pregnancy/during_pregnancy/article.php?article_id=4616&_page=0

http://theurbanmama.com/ages/moms/403/merawat-kulit-saat-hamil.html

0 Comments:

Post a Comment



Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda